Wednesday, January 16, 2019

TIPS JITU MEMBUAT TAS ASI DARURAT


Bahan bahan membuat box asi darurat

Busui yang bekerja identik dengan asip, tas asi dan segala perlengkapannya. Tapi pernah gak bunda berada dalam keadaan harus tiba-tiba harus mengadakan perjalanan tapi alpa membawa tas asi?

Asi nya jangan dibuang ya bunda… sayang kan. Itu adalah nutrisi sempurna buat buah hati di rumah.

Saya pernah mengalami hal tersebut. Tetapi.. Allah pasti telah menciptakan jalan keluar bahkan sebelum masalah itu ada.

Jadi relaks dan mulai berfikir. Ada banyak barang di sekitar kita yang dapat digunakan untuk membuat tas asi darurat. Tips ini saya buat berdasarkan pengalaman pribadi dan berhasil mempertahankan asip (ASI perah) tetap dalam keadaan baik setelah 12 jam perjalanan. Berikut caranya:

Bahan yang dibutuhkan:  
  1.   Allumunium foil 
  2. Ice gel atau bisa diganti dengan es batu. Bisa juga membuat es batu sendiri 
  3. Kardus bekas yang bersih, usahakan kardus produk makanan kemasan
  4. Stearofoam 
  5. Solatip ukuran besar 
  6.  Plastik asi/botol asi
  7. Spidol
  8. Alat pemotong, direkomendasikan cutter dibandingkan gunting

Catatan:
  •  Dalam kondisi kepepet, plastik atau botol asi juga bisa diganti dengan plastik makanan tahan panas ko bunda, yang warnanya agak keruh. Bukan yang bening ya
  • Karena plastik nantinya akan direndam dengan air hangat saat akan menyajikan asi kan. Penggunaan plastik ini sama efektifnya. Sama amannya untuk buah hati tercinta.
  • Pastikan kardus yang digunakan bersih dari bahan kimia. Sebaiknya gunakan kardus bekas produk makanan kemasan
  • Allumunium foil, plastik tahan panas, dan kardus makanan bisa diperoleh di swalayan atau toko kue
  • Stereafoam, Solatip, dan cutter dapat diperoleh di toko buku
 Cara membuat:
  • Bersihkan kardus, Ukur panjang, lebar, dan tinggi bagian dalam kardus menggunakan penggaris
  • Ukur stereafoam disesuaikan dengan ukuran dinding kardus. Agar lurus, gunakan spidol dan penggaris, agar ukurannya passss
  • Potong stereafoam menjadi 6 potongan, untuk bagian bawah, atas, dan 4 dinding. Fungsinya untuk melapisi dinding bagian dalam kardus. Karenanya ukuran masing-masing potongan disesuaikan dengan ukuran kardus
 
Penempatan stearofoam pada dalam box
  • Bungkus setiap potongan stereafoam dengan alumunium foil
  • Susun streafoam dalam kardus
  • Bungkus ice gel dengan alumunium foil
  • Letakkan ice gel dalam box asi darurat
  • solatip bagian luar box menjadi beberapa lapis untuk memastikan agar kardus tidak rusak akibat es yang mencair
  • Box asi siap berfungsi



Bila bunda menggunakan ice gel (bukan ice pack), asi yang disimpan dapat bertahan hingga 12 jam. Asi yang diperah dibawa dalam keadaan cair ya bunda, bukan beku. Namun bila menggunakan es batu atau ice pack, kemungkinan daya tahan pendingin dapat kurang dari itu.

Selamat mencoba ya bunda… semoga berhasil ^.^

Thursday, December 20, 2018

Improving Production and Tuber Size of Hausa Potato (Plectranthus rotundifolius (Poir.) Spreng) Through Cultivation Technique as Conservation Efforts

sitasi: Lestari P, NW Utami, N Setyowati. 2015. Peningkatan produksi dan perbaikan ukuran umbi kentang hitam (Plectranthus rotundifolius (poir.) spreng) melalui teknik budidaya sebagai upaya konservasi. Buletin Kebun Raya. 18(2):59-70.

Thursday, August 2, 2018

Tips Aman Membawa Asi Saat Mudik Hingga 25 Jam Perjalanan


Peni Lestari

“Dapat memberikan asi eksklusif adalah suatu yang patut kita syukuri”

Sebagai pekerja lapangan, saya sering berada pada kondisi harus membawa asi perah (asip) dengan aman hingga 12 jam.

Saat mudik lebaran tahun 2018, suami memutuskan untuk menggunakan mobil ke kampung halaman kami di Magetan, Jawa Timur.

Karena melihat kondisi macetnya mudik dari arah Jakarta menuju daerah lain di pulau Jawa. Sementara saya harus giat menabung asi untuk Hana, putri bungsu kami.

Setelah studi literatur, saya memperoleh info bahwa penggunaan alumunium foil dan wraping akan sangat membantu menahan suhu tetap dingin dalam cooler box.
Saat memutuskan untuk mudik membawa ASI, hal penting yang menjadi pertimbangan adalah:
1.    Waktu tempuh.
     Perkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk perjalanan tersebut
2.    Perkirakan kepadatan lalu lintas, terutama kalau jalan siang.
     Lalu lintas yang padat, ditambah matahari terik, membuat es mencair lebih cepat. Jauh lebih baik apabila perjalanan dilakukan pada malam hari, seperti yang pernah saya ceritakan saat saya dinas ke Magelang.
3.    Pastikan ice gel beku cukup tua. Artinya, ice gel sudah membeku beberapa hari sebelum dibawa. Ice gel yang baru saja membeku akan lebih cepat mencair dibandingkan dnegan ice gel yang sudah lebih lama membeku.
4.    Gunakan kantong asi untuk menyimpan ketimbang botol asi.
    Saya lebih memilih menggunakan kantong asi dibandingkan botol karena ini sangat menghemat tempat penyimpanan, baik saat di lokasi mudik maupun saat dikemas di dalam cooler box.
5.    Jumlah kantong asi yang dibawa. Sangat penting memperkirakan berapa produksi susu selama mudik. Pengalaman saya, apabila tidak membawa bayi bersama saya, produksi asi mencapai 10 botol per hari. Tetapi bila dd bayi ikut serta, saya cukup memompa 2-4 kantong per hari.

Masalah yang muncul adalah, freezer di tempat ibu mertua tidak langsung membeku, sementara kami hanya 4 hari di sana. Sehingga pada saat membawa asip pulang, ice gel dalam keadaan setengah beku. Beberapa asip yang di pompa 2 hari terakhir juga tidak membeku.

Cara yang berhasil saya lakukan untuk mempertahankan asi tetap beku selama perjalanan 25 jam adalah sebagai berikut:

1.    Kantong asi dibungkus dengan.alumunium foil
2.    Bagian dalam cooler box atau box sterofoam juga dilapisi dengan alumunium foil
3.    Kantong asi dan ice gel dimasukkan dalam cooler bag
4.    Cooler bag dimasukkan ke dalam cooler box diselingi dengan ice gel atau ice pack
5. Bungkus bagian luar cooler box dengan alumunium foil diselingi plastik wraping, lalu alumunium foil lagi dan plastik wraping lagi hingga 3 atau 4 lapis.
6.    Masukkan cooler box ke dalam kardus

Dengan cara demikian, asip hanya 25% mencair setelah 25 jam di perjalanan dan setelah saya cicip tidak ada perubahan rasa, warn,a maupun bau. Dd Hana juga masih menikmati asip tersebut.

Catatan: pada saat itu perjalanan dilakukan dengan mobil pada malam hari.

Semoga informasi ini dapat membantu. Semangat memberikan asi ya bunda ^.^

Tuesday, July 31, 2018

IPS AMAN MEMBAWA ASI HINGGA 12 JAM DI PERJALANAN


TIPS AMAN MEMBAWA ASI HINGGA 12 JAM DI PERJALANAN
Peni Lestari

“asi adalah anugerah terindah untuk buah hati tercinta”


Membawa asi aman dalam perjalanan 12 jam
Tantangan itu yang saya alami saat menyusui dd Hana. Saya harus dinas ke Magelang, tinggal disana selama 6 hari dan saat itu saya harus giat menabung asi. Jadi mau tidak mau tetap harus semangat pumping kan. Pasa saat itu, perjalanan berangkat dari Cibinong - Magelang, ditempuh lewat jalur utara, dan perjalanan dilakukan malam hari. Tim kami berangkat magrib dari Cibinong tiba di Magelang subuh.
Setelah baca-baca, ada literatur yang menyatakan kalau pada kondisi demikian, asip lebih aman dibawa dalam kondisi cair. Asip cair bisa bertahan hingga 7 hari. Tapi setelah saya melakukan percobaan kecil-kecilan, dengan menyimpan asip dalam keadaan cair di kulkas bagian bawah selama 3 hari, dd hana tutup mulut. Dia tidak lagi suka dengan asipnya. Jadi saya memutuskan harus membawa pulang asip saya dalam kondisi beku.
Persiapan yang saya lakukan:
1.    Memastikan hotel yang akan saya tempati memiliki kulkas mini, atau paling tidak freezer untuk menitipkan asi selama saya tugas di sana.
1.    Membawa cooler bag
2.    Ice gel beku 2
3.    Ice pack 8
4.    Cooler box
5.    Plastik klip secukupnya
6.    Kantong asi (untuk menghemat tempat dan bobot bawaan) untuk 8 hari

Saat berangkat, ice gel dan ice pack saya masukkan ke dalam plastik klip, lalu ditata di dalam cooler bag. Selama perjalanan malam itu saya sempat pumping 2 kali. Kantong asi lalu dibungkus plastik klip dan dimasukkan dalam cooler bag yang sudah diisi ice gel dan ice pack beku. Cooler bag itu lalu saya masukkan dalam cooler box. Ketika sampai di hotel, saya langsung menitipkan asip di dalam plastik klip dan semua ice gel dan ice pack ke dalam freezer hotel.
Alhamdulillah di kamar kami terdapat kulkas kecil. Nah catatan penting bila menginap di hotel, minta bantuan petugas hotel agar listrik di kamar tetap menyala saat kamar kosong. Karena biasanya listrik akan mati beberapa saat setelah kita mencabut kunci kamar.
Bersyukur sekali, pihak hotel mengizinkan kami tetap mengaktifkan listrik selagi kamar ditinggalkan, yakni dengan memasukkan kunci cadangan di stop kontak listrik. Dengan demikian saya dapat memompa asi di malam hari dan menyimpannya di kulkas, lalu setelah banyak baru dititip sekalian ke freezer hotel. Karena freezer kulkas tidak akan muat menampung asi yang diproduksi selama seminggu di sana. Baca juga cara memompa asi kalau kita sedang bertugas di lapangan
Pada saat pulang, saya membawa semua asi dalam keadaan beku, kecuali asi yang saya pompa malam H-1 dan hari H pulang ya. Kalau dibekukan juga takutnya es yang terbentuk tidak cukup tua.sehingga asipnya akan mudah cair.
Asi dikemas paling akhir dari semua persiapan pulang, sekitar 1 jam sebelum berangkat. Supaya tidak terlalu lama di dalam cooler box. Tahapan yang saya lakukan:
1.    Memasukkan asi beku ke dalam plastik klip
2.    Kantong asi dan plastik klipnya dimasukkan ke dalam cooler bag yang telah diisi dengan ice gel beku
3.    Cooler bag tersebut lalu dimasukkan dalam cooler box yang telah diisi juga dengan ice pack
Alhamdulillah dengan cara tersebut, asi di dalam cooler bag tetap beku sampai di cibinong. Asi yang disimpan cair pun masih layak diminum. Tetapi saat diperjalanan pulang, saya sempat pumping. Asip tersebut saya masukkan langsung dalam cooler box, tidak di dalam cooler bag. Ternyata asi itu basi setelah sampai rumah.
Pada pengalaman lainnya, saya selamat membawa asip hingga 25 jam. Baca juga ya ^.^

Monday, July 23, 2018

Menyusui Bagi Ibu Bekerja


Menyusui Bagi Ibu Bekerja
Peni Lestari

“asi adalah anugerah terindah untuk buah hati tercinta”

Ada saja kondisi yang menyebabkan ibu tidak bisa menyusui bayinya secara langsung (direct feeding). Salah satunya bagi seorang pekerja lapangan seperti saya. Ada beberapa pengalaman yang coba saya share disini.

Bila kondisi normal, artinya seharian di kantor, biasanya ice gel saya simpan di freezer kantor untuk seharian. Kegiatan pumping dilakukan 2 kali, saat dzuhur dan ashar.

Setelah dipompa, asip diletakkan di lemari es bagian bawah dulu. Karena tidak baik bila asip langsung dimasukkan ke freezer. Ketika akan pulang kantor, asip dimasukkan ke dalam freezer dan baru dibawa pulang 2-3 hari kemudian, supaya es yang terbentuk cukup tua.

Ini untuk jaga-jaga. Karena ada kemungkinan macet di jalan dan sebagainya. Asip yang dibawa dalam keadaan beku bertahan lebih lama dibandingkan dalam keadaan cair. Catatan, asip yang sudah mencair seluruhnya tidak boleh dibekukan kembali. kecuali bila masih ada sebagian asip yang membeku.

Pada saat membawa pulang, asip diletakkan berasama dengan ice pack di dalam cooler bag.

Apabila bekerja di luar kantor (6-8 jam)
Contohnya saat seminar atau rapat
Kalau pas seminar, dimana saya pasti di luar kantor seharian. Saya membawa cooler bag siap dengan ice gel beku di dalamnya, dan plastik baju yang besar (Uk. 2.5 kg).

Saat sampai ditempat acara, saya langsung menghubungi pihak catering, minta cooler bag itu disimpan di dalam freezer buah (kebetulan cooler bag yang saya punya sudah mengandung ice gel di dinding tas nya).

Tapi kalau mereka tidak punya, maka saya biasaya memilih duduk dekat ac. Tas asi saya letakkan di sorotan ac. Paling tidak, ice gelnya tahan hingga 12 jam kan ya.
Pumping dilakukan saat istirahat siang, sekalian minta balik cooler bag dan ice gel nya. Lalu saya masukkan asip ke dalamnya. Jadi asip tetap cair ya bunda. Pumping dilakukan lagi saat sore hari. Biasanya saya memilih taksi untuk pulang. Cooler bag saya letakkan dekat dengan sorot ac di dalam mobil. supaya suhunya tidak naik 😄.

Dengan cara demikian, asip bisa bertahan hingga pukul 12 malam.

Apabila di lapangan lebih dari 1 hari
Pernah saya pelatihan di daerah Kebun Raya Cibodas, Bogor, selama satu pekan. Untuk kondisi seperti ini, biasanya sebelum berangkat, saya konfirmasi dulu ke panitia, apakah ada freezer yang bisa saya pinjam untuk menyimpan asip selama berada di sana.

Apabila lokasi kamar kita agak jauh dengan lokasi kulkas, maka pengaturan jumlah ice gel yang disimpan di kamar dengan jumlah ice gel yang disimpan ke dalam freezer menjadi penting. Karena kita tidak bisa langsung memasukkan asip ke dalam kulkas setelah di perah kan.
Yang saya alami, satu freezer kulkas 2 pintu tidak mampu menampung asip yang diproduksi selama seminggu (pada saat itu saya memerlukan 3 kulkas), dan lokasi ketiga kulkas tersebut berada di gedung yang berbeda-beda dan berjarak cukup jauh dengan kamar dan lokasi pelatihan.

Saat itu saya membawa 9 ice gel berukuran variasi (2 besar, 7 kecil). 3 ice gel kecil saya simpan di cooler bag untuk malam hari. Sambil berangkat ke lokasi acara, saya memasukkan asip sambil menukar ice gel dengan ice gel yang baru. Setelah pulang sore harinya, saya memasukkan asip lagi dan menukar dengan 3 ice gel lainnya. 
Ice gel yang saya letakkan di pagi hari akan saya ambil di pagi hari berikutnya. Supaya es yang terbentuk cukup tua, jadi tidak lekas mencair.

Penting untuk mengecek apakah asip yang kita masukkan ke freezer sudah beku keesokan harinya. 

Ketika di tempat itu, asi yang saya letakkan di freezer ternyata tidak juga membeku setelah 3 hari disimpan dalam freezer. Padahal asi cair hanya dapat bertahan 3 hari dalam suhu kulkas. Sudah 3 kulkas saya coba dan semuanya tidak beku. Setelah saya coba memasukkan asip ke freezer selapis demi selapis, ternyata asip saya bisa beku. Akhirnya asi yang saya pompa selama beberapa hari pertama harus dibuang semuanya. dan hanya dapat menyelamatkan asip yang berhasil dibekukan pada 3 hari terakhir.  

Rasa sedih tentu dialami. tetapi menjadi pelajaran berharga..Pada pengalaman berikutnya saya sudah berhasil mengatasi hal tersebut. Yuk disimak bagaimana membawa asi dalam perjalanan hingga 25 jam