Wednesday, May 16, 2018

Periksa jantung via jalur BPJS di Rumah Sakit Sentra Medika Cisalak, Depok


Periksa jantung via jalur BPJS di Rumah Sakit Sentra Medika Cisalak, Depok
Peni Lestari

Siapa yang mau sakit????, g ada ya?? tapi kalaupun sakit, tenang, pemerintah sudah menyediakan layanan BPJS yang ok punya utk anak negeri. Barakallah untuk pemerintah Indonesia. aamiin..
Saya pun tidak mau sakit, tapi pas melakukan medical check up bulan maret tahun ini hasilnya menunjukkan ada ketidakberesan pada organ jantung saya.hahaha...deg deg serrrr dengernya. tapi tak apa. Alhamdulillah tau lebih cepat to. Maka setelah mendapatkan surat rujukan dr faskes 1 (puskesmas d kecamatan), saya mulai kontrol jantung via layanan asuransi BPJS.
Nah buat kk smua yang belum pernah menggunakan fasilitas asuransi ini, perlu dicatat ni, bahwa kita tidak bisa langsung datang ke rumah sakit sebelum mendapat rujukan dari faskes 1 (puskesmas tempat BPJS kita terdaftar).
Pas di puskesmas, kita bisa memilih mau kontrol d rumah sakit mana, tapi hanya rumah sakit tertentu y, yang masuk dalam satu wilayah dengan faskes kita. Di puskesmas ada daftarnya tu, rumah sakit mana melayani bpjs utk poli apa aja. Kebetulan untuk kontrol jantung saya punya pilihan rumah sakit Melia Cibubur atau RS Sentra Medika Cisalak. Saya pilih Sentra Medika. Pas kesini pertama, ternyata poli jantung di rumah sakit ini, pasiennya sudah terdaftar semua. Alias mereka yang sudah rutin kontrol. Jadi saya dipilihkan hari daftar yang masih memiliki slot. Itu pun tidak bisa pilih dokter.. Saya dapat hari senin.
Begitu datang senin, nah..saya diminta mengambil nomor antrian d security, letaknya pas d seberang lobi rumah sakit. Pas datang pendaftar diharapkan sudah membawa semua berkas yang diperlukan. apa kah itu???

Berkas bpjs untuk kontrol pertama kali:

1.    Copy kartu keluarga (2 lbr)

2.    copy ktp (2 lbr)

3.    copy kartu bpjs/askes/kis (2 lbr)

4.    Surat rujukan faskes 1 asli

5.    Copy surat rujukan faskes 1 (2 lbr), siapkan lebih y, karena pas kontrol lagi, harus bawa copy rujukan faskes 1 nya lagi

Catatan penting: jangan sampai g bawa berkasnya, karena pasti disuruh balik lagi kerumah. Tidak ada istilah, kelengkapan berkas nanti menyusul ๐Ÿ˜ฅ. Kalo perlu bawa berkas aslinya. Karena ada jasa fotocopy di dalam gedung rumah sakit, letaknya disebelah kanan pendaftaran bpjs. Cuma belum tau berapa harganya.
Kalo dapat jadwal dokter pagi, datangnya kudu pagi. Jam 4- jam 5 subuh antrian sudah mengular tu..datang jam 7 aja daftar antrian sudah habis ๐Ÿ˜ tapi kalo jadwal dokternya sore, datang jam 8 ok lah. Nah kalo laper??ada kantin kecil d seberang ruang fotocopy. Disana ada somay salah satunya. Harganya 10 ribu aja. Ada juga penjual snack. Kalo camilannya belum lengkap, bisa ke indomaret yang ada di parkiran mobil, dekat pintu keluar. Masih laper??? Bisa juga makan di warung tenda samping rumah sakit. Murmer ceu..6 ribu aja utk nasi lengkap dengan sayur dan lauk. Murah kannn. Di rumah sakit ini juga tersedia mushola d bagian belakang, dekat tempat motor. Mau pumping??ada ruang laktasi di lantai 2. Baca juga: ruang laktasi RS Sentra Medika Cisalak
Jadi aman ya..g usah pergi jauh jauh sambil nunggu jadwal dokter.

Begitu dapat nomor antrian, langsung cus masuk ke dalam. Perlu sering menyapa warga yang lagi antri, mana tau..ada bapak ibu baik hati memberikan nomor antrian yang lebih awal gitu..seriuuussss. pas datang jam 7, saya dapat nomor antrian 204, eh pas senyum senyum sama bapak tentara, saya dapat nomor 163, trus dapat lagi nomor 152. kaaannn???? Senyum membawa berkah. Bagian pendaftaran BPJS letaknya persis di lobi rumah sakit. Ada mbak-mbak cantik 4 orang yang sudah siap memeriksa berkas kita. Setelah berkas diterima, kita diminta langsung datang ke poli nya, untuk saya ya poli jantung.
Beda rumah sakit, beda pengaturan ruangnya. Untuk rumah sakit sentra medika, dalam 1 lantai ada poli, ada ruang rawat inap. Nah..d depannya ada banyak tempat duduk tu. Jadi sambil nunggu jam besuk, kita bisa duduk dulu.
Pas sampe d poli jantung, berkas yang sudah d satukan sama mbak-mbak d bawah tadi, diserahkan k perawatnya. Nunggu deh dipanggil..setelah selesai periksa, kita akan mendapatkan surat perintah kontrol (atau surat keterangan selesai periksa kalau tidak perlu periksa ke RS lagi), surat itu plus berkas bpjs yang awal, kita bawa ke kasir utk mendapatkan cap lunas. Gratis ko...kecuali kalo ada obat yang tidak di cover ya. Meja kasir berada di satu ruang yang sama dengan polinya (kalo pasien baru, seperti saya ini, dikenakan biaya 10 ribu utk pembuatan kartu pasien)

Karena saya tidak ada obat yang harus ditebus, jadi saya tidak lanjut ke farmasi. Tapi sebagai informasi, bagian farmasi letaknya di lobi rumah sakit, persis di sebrang bagian pendaftaran BPJS. kwitansi yang sudah d cap lunas, beserta berkas bpjsnya saya serahkan kembali ke mbak-mbak bpjs d lantai 1. Selesai deh..mangga pulang๐Ÿ˜„

Tapi..kalo perlu kontrol lagi, datang d hari jadwal kontrolnya y. Lagi-lagi…. Jangan lupa bawa berkas. Utk kontrol lanjutan ini, berkasnya agak beda dengan kontrol pertama, yaitu:

^ Copy kartu keluarga (1 lbr)

^ copy ktp (2 lbr)

^ copy kartu bpjs/askes/kis (2 lbr)

^ copy surat rujukan faskes 1 (1lbr)

^ surat perintah kontrol asli

Bagaimanapun, kesehatan itu lebih penting. Seperti sabda Rasulullah, manfaatkan waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu

Seberapa Rentankah Kita Terhadap Bencana?


Seberapa Rentankah Kita Terhadap Bencana?
Peni Lestari

Tidak ada yang bisa menolak bencana, tapi kita bisa meminimalisasi dampaknya, terutama bagi daerah-daerah yang rentan terpapar bencana. Daerah yang seperti apa yang dikatakan rentan? Bapak Matthias Garschagen dari UNU-EHS menuturkan bahwa kerentanan suatu wilayah bukan cuma berdasarkan lokasi, kontur, dan iklim wilayah tersebut, tetapi juga struktur masyarakatnya. Tidak peduli berada di daerah pesisir atau pegunungan; kota atau desa; bila masyarakat di daerah tersebut memiliki tingkat ekonomi yang rendah, dengan piramida penduduk cenderung lebih banyak generasi lawas dan atau anak-anak, apalagi minim sarana kesehatan dan perlindungan, maka daerah tersebut termasuk rentan terhadap bencana.
Sebaliknya, meskipun daerah tersebut kerap disambangi bencana, seperti angin topan, gempa bumi, tsunami, gunung meletus, atau aneka bencana lainnya; namun mereka memiliki akses yang baik terhadap fasilitas, seperti kesehatan, pendidikan, dan tempat perlindungan, maka masyarakat tersebut dikategorikan tahan bencana. Contohnya konkretnya adalah Jepang vs Indonesia. Negara Jepang dan Indonesia sama-sama berada di atas lempeng benua. Keduanya sering terpapar bencana, namun tingkat kerentanan Negara Indonesia lebih tinggi dari Jepang. Ini karena Jepang memiliki teknologi yang dapat mengantisipasi bencana. Masyarakat di Negara tersebut juga memiliki akses yang lebih baik terhadap fasilitas kesehatan dan keamanan.
Ini adalah kutipan singkat apa yang disampaikan dalam training 4 hari yang bertema “Training Course on Climate Variability and Disaster Risk Reduction”, pada tanggal 9 – 12 Maret 2015. Training ini adalah hajat gabungan antara Departemen Meteorologi dan Geofisika, Institut Pertanian Bogor (Dept. GEOMET IPB) sebagai tuan rumah, dengan pihak UNU-EHS (United Nation University-Environment and Human Security), Jerman. Training selama 4 hari yang diselenggarakan di Kampus IPB, Dramaga, Bogor ini dilakukan dengan tujuan menambah wawasan mengenai kajian kerentanan wilayah akibat perubahan iklim, mengembangkan indikator kerentanan, dan menemukan solusi tentang pengelolaan sumberdaya yang berkaitan dengan perubahan iklim.
Pada training itu, diperjelas bahwa bencana lingkungan tidak melulu terjadi akibat perubahan iklim. Tsunami, gunung meletus, gempa, merupakan bencana lingkungan. Akan tetapi bukan terjadi akibat perubahan iklim. Bencana yang seperti ini tidak dapat dihindari, tetapi kita dapat mempersenjatai wilayah dengan mitigasi bencana, seperti program early warning system yang telah dilakukan beberapa Negara secara terpadu, termasuk Indonesia. Dalam kuliahnya, Mr. Joerg Szarzynski (UNU-EHS) menyampaikan bahwa negara-negara yang memiliki satelit di Luar Angkasa, dapat memperoleh informasi akurat mengenai keadaan di bumi. Informasi tersebut kemudian diteruskan pada satelit penerima di bumi, diolah, dan diinformasikan ke Negara yang bersangkutan. Dengan demikian, Negara yang akan terkena bencana dapat melakukan tindakan untuk memperkecil dampak bencana. Hebatnya, sistem ini dapat menerobos segala aturan politik yang ada di Negara tersebut. Dalam Keadaan Genting, Aturan Politik Menjadi Tidak Penting. Selanjutnya, Dr. Perdinan (Dosen Dept. GEOMET IPB) membahas detil mengenai aturan main pemerintah yang diterapkan di Indonesia terkait dengan kebencanaan.

Pada kasus yang lain, ada bencana yang terjadi akibat perubahan iklim. Ini berlangsung terus menerus, secara perlahan, namun mengakibatkan dampak yang besar apabila tidak dilakukan tindakan pencegahan. Contoh untuk daerah pesisir adalah kenaikan muka air laut, penurunan tanah, erosi pantai, perubahan pola curah hujan, dan lain sebagainya. Karena dapat diprediksi, maka dapat melakukan tindakan pencegahan. Untuk tipe bencana yang demikian, Dr. Renaud Fabrice dan Dr. Ferdinan menyampaikan bahwa penting untuk melakukan pemetaan kerentanan, kemudian kombinasi antara pembangunan bangunan massif sebagai benteng perlindungan, pemeliharaan ekosistem tepi pantai sangat penting untuk dilakukan. Disamping pembangunan berbagai sarana kesehatan, posko perlindungan untuk tempat perlindungan bila terjadi bencana. Ketiganya dapat saling mendukung untuk mengurangi resiko akibat perubahan iklim.
Salah satu kasus yang diangkat dalam training tersebut adalah banjir Jakarta. Peserta dari berbagai kalangan: akademisi (LIPI dan mahasiswa Dept. GEOMET IPB), juga praktisi (petani pemilik lahan), dan institusi yang berhubungan dengan mitigasi bencana (BMKG dan KEMENTAN) diberi informasi secara padat, jelas, dan ringkas mengenai pola curah hujan di Jakarta dan wilayah sekitarnya. Berdasarkan gambaran yang disampaikan Dr. Imam Hidayat dan Dr Ahmad Faqih (Dosen Dept. GEOMET IPB) mengenai pergerakan awan dan intensitas curah hujan di atas langit Jakarta dari tahun ke tahun. Curah hujan ini bersifat tetap karena cenderung dipengaruhi oleh kontur daratan dan perbedaan suhu harian. Mengapa sampai banjir? Jawaban ini didapat dari tinjauan lapang selama satu hari ke bagian hulu sungai Ciliwung. Dari kunjungan tersebut dapat disimpulkan bahwa banjir Jakarta terjadi karena curah hujan yang semakin tinggi. Tata guna lahan di hulu sungai yang mayoritas diperuntukkan untuk bangunan dan pertanian semakin memperparah erosi di aliran DAS Ciliwung. Hasilnya, tanah tidak dapat menyerap air, sungai tidak mampu menampung debit air yang besar. Akhirnya…banjir deh.

Catatan. tulisan ini sudah pernah di publish di wartakita vol 8(4) 2015 Pusat Penelitian Biologi